sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prancis Tertarik Investasi Sektor Kelistrikan di Indonesia, dari PLTA hingga Nuklir

Economics editor Masirom
16/07/2025 11:20 WIB
Perusahaan Prancis tertarik berinvestasi di sektor kelistrikan di Indonesia mulai dari PLTA hingga nuklir.
Perusahaan Prancis tertarik berinvestasi di sektor kelistrikan di Indonesia mulai dari PLTA hingga nuklir. (Foto: iNews Media/Masirom)
Perusahaan Prancis tertarik berinvestasi di sektor kelistrikan di Indonesia mulai dari PLTA hingga nuklir. (Foto: iNews Media/Masirom)

IDXChannel - Perusahaan Prancis tertarik berinvestasi di sektor kelistrikan di Indonesia. Fokus investasi diarahkan pada energi baru dan terbarukan (EBT) mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) hingga tenaga nuklir.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Iklim, Hashim Djojohadikusumo usai menghadiri French-Indonesia Business Breakfast Dialogue di Kantor Pusat MEDEF, Paris, Selasa (15/7/2025). Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perusahaan-perusahaan dari kedua negara.

"Perusahaan Eropa, khususnya Prancis ingin berpartisipasi dalam program kelistrikan. Tadi ada yang berminat ke hydro power, bendungan, tenaga air," katanya.

Hashim menambahkan, Prancis juga tertarik pada peluang investasi listrik yang bersumber dari reaktor nuklir. Dia menilai, industri nuklir di Prancis sangat kuat karena 80 persen sumber listrik di negaranya berasal dari tenaga nuklir.

"Mungkin perusahaan Prancis mau berpartisipasi dengan program nuklir kita," ujarnya.

Hashim mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto setuju dengan program listrik dari tenaga nuklir dengan tahap pertama sebesar 500 megawatt (MW). Sementara pada tahap selanjutnya ditargetkan bisa mencapai 10 gigawatt (GW).

Dia menyebut, sebagian besar lokasi reaktor nuklir berada di Indonesia bagian barat. Adapun untuk Indonesia bagian timur akan menggunakan small-modular reactor (SMR).

"Dan kemungkinan besar nanti akan terapung di atas kapal tongkang untuk Indonesia bagian timur," ujarnya.

Menurut Hashim, keberadaan tenaga nuklir di Indonesia dipastikan aman. Dia menyebut, dalam 40-50 tahun terakhir, hanya tiga yang bermasalah yakni Chernobyl, Three Mile Island, dan Fukushima.

"Dan ternyata setelah dikaji, itu semua human error. Kesalahan tenaga manusia. Salah satu hal yang bisa dipakai adalah AI, Artificial Intelligence. Nanti tenaga nuklir akan dikendalikan oleh komputer dan sebagainya, sehingga tidak ada human error. Jadi tenaga manusia hanya pelengkap saja," tuturnya.

Saat di depan pengusaha Prancis, Hashim juga mengatakan bahwa hubungan bisnis Indonesia dan Prancis sudah terjalin sejak 1960-an. Dia menyinggung pembangunan bendungan Jatiluhur, Jawa Barat yang dibangun oleh perusahaan Prancis dengan bantuan pemerintah Prancis.

"Sekarang hubungan antara Presiden Macron dan Presiden Prabowo sangat dekat. Bisa dikatakan mungkin paling dekat di antara negara-negara European Union, di antara 27 negara. Jadi ini untuk perusahaan Indonesia, untuk ekonomi Indonesia, ini sangat bagus," tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan, kolaborasi antara Kadin Indonesia dan Kadin Prancis, MEDEF merupakan salah satu komite bilateral Kadin yang paling aktif. Hal ini menjadi modal penting untuk memperkuat hubungan kedua negara, termasuk investasi.

Anindya mengatakan, hubungan bisnis antara Indonesia dan Prancis selama ini juga terjalin dengan baik. Dia menyebut beberapa perusahaan Prancis seperti TotalEnergies dan Eramet juga berinvestasi di Indonesia.

Kadin, kata dia, juga siap ikut mengawal komitmen investasi dari Prancis. Dia mengatakan, Kadin juga siap bermitra dengan perusahaan Prancis yang akan berinvestasi di Indonesia sementara Danantara, SWF Indonesia bisa berperan untuk berinvestasi di luar negeri, termasuk Prancis.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement