sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prasasti Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2025 di Kisaran 5 Persen

Economics editor Anggie Ariesta
01/11/2025 15:00 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 diproyeksi berada di kisaran 5 persen, relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya.
Prasasti Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2025 di Kisaran 5 Persen. (Foto: Inews Media Group)
Prasasti Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2025 di Kisaran 5 Persen. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Lembaga riset Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 akan berada di kisaran 5 persen, relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya.

Meskipun terdapat perbaikan pada konsumsi rumah tangga dan investasi yang solid, data menunjukkan laju pertumbuhan saat ini lebih mengarah pada stabilisasi ketimbang penguatan signifikan.

Direktur Riset Prasasti, Gundy Cahyadi menilai perekonomian Indonesia berada pada jalur yang stabil dan terukur, dengan risiko utama berasal dari kehati-hatian rumah tangga.

"Untuk saat ini, laju pertumbuhan sekitar 5 persen dinilai tetap kokoh dan mencerminkan ketahanan fundamental ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang belum menentu," kata Gundy dalam keterangannya kepada iNews Media Group, Sabtu (1/11/2025).

Prasasti mencatat data penjualan ritel mengalami kenaikan sebesar 5,8 persen secara tahunan pada September, laju tertinggi sejak awal 2024 yang mengindikasikan adanya peningkatan permintaan rumah tangga. Namun, inflasi inti yang hanya mencapai 2,2 persen menunjukkan bahwa dorongan belanja masyarakat masih terbatas.

Dari sisi kebijakan fiskal, realisasi belanja pemerintah hingga September baru mencapai 59,7 persen dari target tahunan, lebih rendah dibandingkan 64,7 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Kondisi ini menunjukkan dorongan fiskal pada kuartal ketiga masih terbatas, meskipun memberikan ruang untuk akselerasi belanja besar pada akhir tahun.

Menurut Prasasti, investasi tetap menjadi penopang utama pertumbuhan, meski menunjukkan tanda perlambatan. Impor barang modal yang menjadi indikator aktivitas proyek, melambat menjadi sekitar 11,2 persen pada Juli–Agustus, dari 32,5 persen (yoy) di Kuartal II. Pertumbuhan kredit perbankan juga melemah ke 7,6 persen.

Namun, optimisme investasi datang dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mencatat realisasi investasi naik 13,9 persen secara tahunan pada kuartal ketiga, didominasi oleh sektor pusat data, logistik, dan infrastruktur digital.

“Investasi masih menjadi jangkar pertumbuhan, namun momentumnya mulai menurun. Arus investasi ke sektor jasa dan digital memang positif, tetapi tahap berikutnya perlu difokuskan pada revitalisasi sektor industri agar daya saing jangka panjang tetap terjaga," kata dia.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement