Sementara itu, di tengah proyeksi penurunan produksi emas dan tembaga, harga kedua komoditas tersebut diperkirakan bakal menguat tajam di tahun 2026. Adapun harga emas diproyeksi tembus USD4.000/oz, naik dari proyeksi awal USD1.900/oz.
Adapun untuk harga tembaga global, pada 2026 diproyeksikan tembus USD4,75/lbs (pon) atau lebih tinggi dari target sebelumnya USD3,75/lbs.
Tony Wenas mengatakan, kenaikan harga komoditas global, terutama emas dan tembaga akan membuat proyeksi penerimaan negara pada 2026 justru lebih tinggi, yakni USD2,9 miliar, atau 107 persen dari rencana awal.
"Sehingga akhirnya proyeksi penjualan kita dari RKAB 2026 yang lama, USD8,5 miliar, dengan yang baru dengan tingkat produksi yang berkurang sekitar 32 persen untuk tembaga, dan 43 persen untuk emas, tapi pendapatan penjualan bisa hampir 100 persen dari RKAB lama," kata Tony.
"Untuk penerimaan negara, di RKAB 2026 lama hanya USD2,7 miliar, dengan adanya revisi walaupun ada penurunan produksi signifikan, dengan harga yang jauh lebih baik, penerimaan negara akan mencapai USD2,9 miliar. Ini dari pajak perseroan badan, dividen, dan PNBP," kata dia.
(NIA DEVIYANA)