sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Produksi Emas dan Tembaga Freeport Diproyeksi Turun di 2026

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
24/11/2025 13:23 WIB
Padahal, pada periode tersebut, diproyeksikan harga emas dan tembaga tengah mengalami penguatan.
Produksi Emas dan Tembaga Freeport Diproyeksi Turun di 2026. Foto: iNews Media Group.
Produksi Emas dan Tembaga Freeport Diproyeksi Turun di 2026. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - PT Freeport Indonesia (PTFI) memproyeksikan penurunan produksi emas dan tembaga sepanjang 2026. Padahal, pada periode tersebut, diproyeksikan harga emas dan tembaga tengah mengalami penguatan.

Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas memperkirakan volume penjualan tembaga diperkirakan hanya mencapai 478 ribu ton, atau 68 persen dari rencana awal 703 ribu ton. Artinya, produksi tembaga akan turun sekitar 32 persen dari target sebelumnya.

Sementara untuk produksi emas diperkirakan turun lebih dalam dari rencana awal 45 ton. Proyeksi terbaru menunjukkan penjualan hanya 26 ton, atau 57 persen dari target, sehingga terjadi penurunan sebesar 43 persen.

"Sementara untuk emas, dari rencana kita 45 ton, ini RKAB yang baru tahun 2026 hanya memproduksi 26 ton, ini semua akan dikonsumsi oleh PT Antam, tidak ada rencana untuk mengekspor emas," ujarnya dalam RDP Bersama Komisi VI DPR RI, Senin (24/11/2025).

Sebelumnya, PTFI menyatakan gangguan yang terjadi di Grasberg Block Cave (GBC) milik perseroan menjadi penyebab penurunan produksi tersebut.

Adapun PTFI memproyeksikan produksi di kompleks tambang Grasberg akan kembali normal pada 2027. 

Sementara itu, di tengah proyeksi penurunan produksi emas dan tembaga, harga kedua komoditas tersebut diperkirakan bakal menguat tajam di tahun 2026. Adapun harga emas diproyeksi tembus USD4.000/oz, naik dari proyeksi awal USD1.900/oz. 

Adapun untuk harga tembaga global, pada 2026 diproyeksikan tembus USD4,75/lbs (pon) atau lebih tinggi dari target sebelumnya USD3,75/lbs.

Tony Wenas mengatakan, kenaikan harga komoditas global, terutama emas dan tembaga akan membuat proyeksi penerimaan negara pada 2026 justru lebih tinggi, yakni USD2,9 miliar, atau 107 persen dari rencana awal.

"Sehingga akhirnya proyeksi penjualan kita dari RKAB 2026 yang lama, USD8,5 miliar, dengan yang baru dengan tingkat produksi yang berkurang sekitar 32 persen untuk tembaga, dan 43 persen untuk emas, tapi pendapatan penjualan bisa hampir 100 persen dari RKAB lama," kata Tony.

"Untuk penerimaan negara, di RKAB 2026 lama hanya USD2,7 miliar, dengan adanya revisi walaupun ada penurunan produksi signifikan, dengan harga yang jauh lebih baik, penerimaan negara akan mencapai USD2,9 miliar. Ini dari pajak perseroan badan, dividen, dan PNBP," kata dia.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement