Meski begitu, Indonesia masih unggul dalam hal ekspor yang mencapai hampir 900 ribu unit komponen dalam satu tahun. Sementara Thailand berada jauh di bawahnya dengan angka 570 ribuan unit.
"Kalau sales, Thailand tahun lalu capai 572 ribuan, sedangkan Indonesia 865 ribuan. Di tengah kondisi sulit ini, untuk menjaga kapasitas produksi dan maintain tenaga kerja, akhirnya (menggenjot) ekspor," kata dia.
Rachmat menyoroti masuknya mobil listrik impor utuh completely built up (CBU) yang dipermudah pemerintah Indonesia. Kondisi tersebut membuat produsen otomotif tidak lagi membutuhkan pasokan komponen dari dalam negeri.
"Kontribusinya secara emosi ada, tapi secara ekonomi belum ada. Aturannya, tahun depan mobil listrik impor harus diproduksi dengan kandungan lokal 40 persen. Tapi kalau kita lihat, assembling saja sudah 30 persen, jadi local content-nya apa? Ini yang harus ditelisik lebih jauh," ujarnya.
(Dhera Arizona)