sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Program Citarum Harum Dijadikan Contoh Penanganan Konservasi di World Water Forum ke-10

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
13/05/2024 09:53 WIB
Pemerintah Indonesia berencana memperkenalkan program Sungai Citarum sebagai percontohan pengelolaan sumber daya air dalam World Water Forum ke-10.
Program Citarum Harum Dijadikan Contoh Penanganan Konservasi di World Water Forum ke-10. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Program Citarum Harum Dijadikan Contoh Penanganan Konservasi di World Water Forum ke-10. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

IDXChannel - Pemerintah Indonesia berencana memperkenalkan program Sungai Citarum sebagai percontohan pengelolaan sumber daya air dalam World Water Forum ke-10 yang digelar di Bali. 

"Program Citarum Harum yang dilaksanakan sejak 2018 merupakan upaya khusus untuk meningkatkan kualitas air Sungai Citarum. Pada World Water Forum ke-10 yang akan datang sudah dicanangkan Citarum Harum sebagai contoh (showcase) keberhasilan pengelolaan air," kata Asisten Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) sekaligus salah satu anggota Panitia Nasional 10th World Water Forum, M Saleh, dalam keterangan resminya, Minggu (12/5/2024).

Adapun, World Water Forum ke-10 di Bali mengambil tema Water for Humans and Nature; Water Quality Improvement, Sanitation, and Drinking Water for All”.

(Sungai Citarum. Foto: Dok. Kementerian PUPR)

Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Tanozisochi Lase menambahkan, salah satu strategi menangani Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yaitu mengelola limbah sampah yang seharusnya tidak dibuang ke sungai.  

"Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya sudah melakukan beberapa kegiatan seperti pengelolaan air limbah domestik dan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce,Reuse,Recycle (TPS3R)," sambung Lase.

Penataan DAS Citarum dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai dengan pembangunan terowongan, permukiman baru bagi warga yang direlokasi, fasilitas pengolahan air limbah dan sampah permukaan serta penegakan hukum.

Sejauh ini, Kementerian PUPR melaksanakan pengelolaan sumber daya air, pengelolaan limbah cair dan padat di sepanjang sungai dan permukiman, termasuk pengendalian banjir di wilayah hilir. Sejumlah infrastruktur telah dibangun di antaranya normalisasi kali mati (oxbow) yang telah dilaksanakan sejak 2019 di 5 lokasi yakni Kali Mati Dara Ulin, Mahmud, Bojong Soang, Sapan, dan Cisangkuy. 

Pada 2018  juga telah menyelesaikan pembangunan Kolam Retensi Cieuntung di Kecamatan Baleendah seluas 4,75 ha berkapasitas tampung 190 ribu m3. Dengan dilengkapi 3 unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3/detik dan 1 unit pompa harian berkapasitas 1,5 m3/detik.

Tampungan air buatan ini mampu mengurangi debit banjir Citarum yang kerap menggenangi daerah Dayeuhkolot dan Baleendah. Saat ini juga telah diselesaikan pembangunan Kolam Retensi Andir dan polder-polder di Kabupaten Bandung sebagai tampungan pengendali banjir.

Selain itu, dilaksanakan serangkaian kegiatan seperti pengerukan sendimen, pembibitan tanaman, penanaman pohon, sosialisasi dan patroli bersama.

Seperti diketahui, Sungai Citarum terbentang sepanjang 297 km dengan hulu di Situ Cisanti yang terletak di kaki Gunung Wayang, Kabupaten Bandung dan bermuara di Pantai Utara Pulau Jawa, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

Selain menjadi sumber air baku untuk air minum, DAS Sungai Citarum yang melintasi sembilan kabupaten/kota juga sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Sepanjang bentangnya, terdapat tiga waduk di sungai ini, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement