Saleh memperingatkan bahwa hal ini perlu diantisipasi secara serius oleh pemerintah, karena ada potensi masuknya produk-produk dengan praktik dumping atau harga murah.
Sementara itu, biaya produksi di dalam negeri cenderung lebih mahal, yang dapat mengakibatkan industri lokal kewalahan menghadapi serbuan produk impor tersebut.
"Nah, tentu ini harus kita antisipasi. pasti mereka juga melakukan dengan apa hal-hal dumping apa segala macam dengan produk yang murah. Nah, sementara kita kan punya cost produksi tentu pasti lebih mahal sehingga apa akibatnya? begitu banjir masuk produk-produk, katakan dari Chin, apa segala macam tentu kita pasti kelimpungan," kata dia.
Untuk membentengi pasar dalam negeri, Saleh Husin menekankan perlunya strategi yang tidak melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia mendesak pemerintah berkoordinasi dengan asosiasi-asosiasi industri agar industri dalam negeri tetap bisa tumbuh dan eksis.
"Hal inilah yang tentu harus kita lakukan bagaimana untuk membentengi pasar dalam negeri dengan cara tentu yang cara yang tanpa melanggar aturan-aturan WTO," ujarnya.
Menurut Saleh, hal tersebut tentu harus diantisipasi oleh pemerintah bersama dengan para asosiasi untuk bagaimana agar industri di dalam negeri tetap bisa tetap eksis.
"Hal-hal seperti ini yang tentu harus dilakukan. Tanpa itu saya kira kita akan sulit untuk menghadapi serbuan banjirnya produk-produk pengalihan dari negara negara produsen besar," kata Saleh.
(NIA DEVIYANA)