Jika dirupiahkan, menurut Bahlil, besaran nominal komitmen negara Arab untuk melakukan investasi di IKN Nusantara kurang lebih mencapai Rp300 triliun. Nilai itu sudah mencakup sekitar separuh dari kebutuhan dana pembangunan IKN yang kurang lebih diperkirakan mencapai Rp600 triliun.
Tak hanya UEA, Bahlil juga mengklaim masih banyak lagi negara-negara lain yang juga tertarik berinvestasi pada proyek pembangunan IKN. Hal ini disebut Bahlil lantaran proyek prioritas tersebut dinilai menarik dan menjanjikan di kalangan investor internasional.
"Ya karena (secara investasi) memang menjanjikan. Memang prospektif. Makanya banyak yang tertarik (berinvestasi). Tidak perlu diragukan lagi," tegas Bahlil. (TSA)