Sebelum penataan, jalan yang diberi nama Kapten Piere Tendean tersebut hanya memiliki lebar enam meter yang menyebabkan arus barang dari kedua wilayah sering terhambat.
Setelah penataan, lebar jalan tersebut menjadi 10 meter sampai 12 meter dan dilengkapi dengan pedestrian yang nyaman serta lampu penerangan jalan umum (PJU).
Kang Emil menyebutkan, penataan jalan yang melintasi Sungai Cisanggarung itu menelan biaya hingga Rp9,7 miliar yang berasal dari APBD Provinsi Jabar.
Dia pun meyakini bahwa penataan ruas jalan tersebut akan meningkatkan perekonomian kedua wilayah dan menguatkan rasa persatuan.
"Saya yakin ekonomi di perbatasan akan meningkat dan menguatkan rasa persatuan dua provinsi yang saling mendukung ini," katanya.