Penurunan proyeksi juga dialami ASEAN-5, di mana laju pertumbuhan 2021 diperkirakan hanya mencapai 2,9% (turun 1,4 pp).
Penyebaran varian Delta menjadi faktor utama dari revisi ke bawah yang dilakukan pada kawasan ini, selain jangkauan vaksinasi negara-negaranya yang relatif masih rendah dibanding negara maju.
Secara detail, proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh IMF berada di tingkat 3,2% atau turun 0,7 pp dari proyeksi Juli. Penurunan proyeksi Indonesia tidak sedalam koreksi pada negara ASEAN-5 lain yakni Thailand 1,0% (turun 1,1 pp), Malaysia 3,5% (turun 1,2 pp), Filipina 3,2% (turun 2,2 pp) dan Vietnam 3,8% (turun 2,7 pp).
IMF memandang berbagai risiko global masih perlu diwaspadai ke depan, antara lain pemulihan yang tidak merata karena ketimpangan vaksin, perkembangan mutasi Covid-19, risiko inflasi, volatilitas pasar keuangan, serta menurunnya stimulus ekonomi di berbagai negara.
Risiko lain yang perlu dicermati adalah terjadinya global supply disruption yang berpotensi mendorong terjadinya stagflasi global, kondisi di mana terjadi tekanan inflasi tinggi namun dibarengi dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi.