"Menjadi kesempatan emas bagi kami untuk terlibat aktif dalam pengembangan EBT menggunakan teknologi Expanded Granular Sludgebeg (EGSB) ini. Kami mendapat informasi bahwa penerapan teknologi ini merupakan yang pertama di dunia," katanya.
Untuk diketahui, EGSB merupakan teknologi pengolahan POME yang memanfaatkan bakteri anaerob granular dan merupakan teknologi untuk reaktor EGS. Selain memanfaatkan gas metana yang dilepaskan limbah sebagai sumber energi, juga menghasilkan dehydrated sludge berupa produk sampingan yang dihasilkan melalui pengolahan POME.
Sementara itu, Kepala Bagian Perencanaan Sustainability dan Teknologi Informasi PTPN V, Ifri Handi Lubis menyebut, produk sampingan memiliki nilai kalori hingga 5.110 kalori. Nilai itu bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan batu-bara yang rata-rata berkisar 3.600 sampai 4.200 kalori.
Untuk itu, Ifri berharap kerja sama dua negara ini dapat berjalan dengan baik sehingga semangat pemanfaatan energi baru terbarukan di Holding Perkebunan Nusantara dapat dimaksimalkan di masa mendatang.