Dengan begitu, sebetulnya wilayah yang paling terdampak yakni Cianjur. Jalur Puncak II, kata Ade Yasin, memerlukan dana kurang lebih Rp 5 triliun dari Sentul hingga tembus ke wilayah Cianjur.
"Jadi saya kira, nunggu apalagi ya. Kebutuhannya yang penting ini. Kalau secara nasional angka segitu, saya kira perkiraan Rp 5 triliun itu termasuk jembatan yang melewati berberapa sungai. Jadi perkiraanya itu adalah tuntas seluruhnya dari Bogor ke Cianjur. Untuk urusan tanah biarkan kami yang membereskan. Termasuk ke Cianjur sudah selesai, tapi tinggal infrastruktur harus dibangun segera," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya belum mengetahui secara pasti kendala di tingkat pusat sehingga Jalur Puncak II belum terealisasikan. Yang jelas, pihaknya sudah mengajukan agar segera dilakukan pembangunan.
"Bagi kami gak ada problem. Mungkin di sana anggarannya belum turun atau mungkin entah kita gak tahu persoalannya apa kenapa sulit sekali. Padahal anggarannya kalau nasional kecil. Entah macetannya di mana, karena kami selalu mengajukan dan jawabannya belum pasti," cetus Ade Yasin.
Senada dengan Ade Yasin, Bupati Cianjur Herman Suheeman mengaku pembangunan Jalur Puncak II akan berdampak positif di wilayahnya. Karena, selama ini wilayah Cipanas yang masih termasuk bagian dari kawasan Puncak semakin tersingkirkan.