IDXChannel - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) ikut melaksanakan program Padat Karya Tunai (PKT) untuk mengurangi angka pengangguran, serta mempertahankan daya beli masyarakat sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19.
PKT ini diperuntukkan khususnya masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Namun, PKT hanya difokuskan untuk pekerjaan konstruksi yang tidak membutuhkan dukungan teknologi dan tidak berisiko tinggi.
Dikutip dari situs KemenPUPR, Selasa (6/7/2021), hingga kuartal II-2021 ini, realisasi PKT sudah mencapai sebesar 47,1%. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja sudah sebesar 61% dari target 1,23 juta orang. Artinya sudah 755.816 tenaga kerja yang terserap.
"Memang kita pacu sesuai dengan perintah Presiden pada saat rapat kabinet dan rapat kabinet terbatas. Karena itu, targetnya harus kita percepat,” ujar Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja.
Sebelumnya, pada Tahun Anggaran (TA) 2021 Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran Rp23,24 triliun untuk PKT dengan target dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 1.232.693 tenaga kerja.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, refocusing program TA 2021 salah satunya digunakan untuk program Padat Karya Tunai (PKT) yakni dari semula Rp12,18 triliun menjadi Rp23,24 triliun. Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi untuk memperluas anggaran program padat karya dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak Pandemi COVID-19.
Selain PKT yang menjadi program utama untuk mendukung PEN, juga terdapat empat program lainnya yakni dukungan pengembangan pariwisata, ketahanan pangan, dukungan pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, dan Information and Communication Technologies (ICT) dengan nilai total anggaran PEN sekitar Rp71 triliun.
Dari lima program tersebut yang paling besar adalah PKT dengan anggaran Rp23,24 triliun dan ketahanan pangan Rp34,3 triliun, kemudian pengembangan KIT Batang Rp9,83 triliun, dukungan pariwisata Rp3,81 triliun, dan ICT Rp0,24 triliun. (TYO)