IDXChannel - Energi panas bumi bisa menjadi tulang punggung utama penerapan energi baru terbarukan (EBT) di Jabar. Selain ramah lingkungan, potensi panas bumi di Jabar berkelanjutan.
Goverment Relation Manager PT Star Energy Geothermal, Bagus Krisna Tandia menyatakan, pihaknya siap menjadi tulang punggung penerapan EBT di Jabar.
"Kami adalah penghasil daya panas bumi terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia," ujar Bagus dalam diskusi media Energi Baru Terbarukan yang digelar Star Energy dan Pokja PWI Gedung Sate di Bandung, akhir pekan kemarin.
Tiga lokasi panas bumi yang dioperasikan Star Energy Geothermal saat ini berada di Gunung Salak (Sukabumi dan Bogor), Darajat (Garut) dan Wayang Windu (Kabuapaten Bandung).
"Dari tiga titik tersebut, kapasitas yang dihasilkan mencapai 875 MW, jadi 70 persen pasokan panas bumi di Jawa Barat dari kami,” katanya.
Bagus memastikan, energi panas bumi bisa memberikan kestabilan pembangkitan energi di tahap transisi Indonesia (2021-2035) seperti yang tertera dalam peta jalan energi menuju karbon netral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM).
"Kenapa panas bumi penting karena sumber energi ini berkelanjutan, bersih, bisa diandalkan. Berdasarkan peta jalan transisi energi menuju karbon netral, sampai 2035 panas bumi masih bisa diharapkan sampai teknologi surya atau bayu bisa mengambil alih," jelas Bagus.
Menurutnya, investasi panas bumi memang membutuhkan biaya tinggi, begitupun risiko kegagalannya. Namun, kata Bagus, sejauh ini, Star Energy mampu mengelola dan mengoperasikan tiga titik panas bumi dengan baik. Bahkan, bisa menjadi penyelamat saat peristiwa mati listrik besar 2019 lalu.