"Jabar memiliki banyak potensi energi primer, kecuali batu bara," kata Bambang.
Menurut Bambang, dalam upaya transisi energi dan program zero emisi, Provinsi Jabar sudah mengantongi rencana umum energi daerah (RUED). Hal ini menjadikan Jabar menjadi satu dari 10 provinsi di Indonesia yang sudah memiliki RUED.
"Ini seiring dengan rencana umum energi nasional yang sudah disusun pemerintah," imbuh Bambang.
Bambang menerangkan, dalam RUED, sejumlah target sudah ditetapkan, di antaranya bauran EBT pada 2025 sudah mencapai 25 persen dan energi fosil seperti batubara 24 persen.
"Pada 2050 (bauran) EBT Jabar mencapai 28 persen, minyak bumi 16 persen, dan batubara 30 persen," terangnya.
Di sisi lain, lanjut Bambang, kesiapan Jabar dalam penyediaan EBT pada 2050 mencapai lebih dari 138MTOE dan listrik lebih dari 5000 (4.768 kwh) yang berasal dari berbagai sumber energi.
Berdasarkan data baseline energi primer ESDM Jabar, pasokan itu datang dari potensi geothermal atau panas bumi di Jabar yang mencapai 5.924 mega watt.