sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ramalan LPS di 2023: Ekonomi Dunia Melambat, Inflasi Mulai Turun

Economics editor Anggie Ariesta
09/03/2023 11:22 WIB
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, ekonomi global masih diperkirakan akan melambat di 2023 meskipun tidak separah yang diperkirakan sebelumnya.
Ramalan LPS di 2023: Ekonomi Dunia Melambat, Inflasi Mulai Turun. (foto: MNC Media).
Ramalan LPS di 2023: Ekonomi Dunia Melambat, Inflasi Mulai Turun. (foto: MNC Media).

IDXChannel - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, ekonomi global masih diperkirakan akan melambat di 2023 meskipun tidak separah yang diperkirakan sebelumnya.

Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono mengatakan, perekonomian di 2023, masih akan terus tumbuh positif berdasarkan presisi berbagai lembaga internasional.

"Akan tetapi secara tren aktivitas ekonomi global memang diperkirakan akan mengalami perlambatan apabila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 2022," ujar Didik dalam Keynote Speech di LPS-Forwada Discussion Series 2023, Kamis (9/3/2023).

Menurut Didik, pertumbuhan ekonomi global 2022 sesuai laporan IMF adalah sebesar 3,4%. Di 2023 ini, ekonomi global diprediksi mengalami pelemahan dengan kisaran 1,7%-2,9%.

"Pelemahan ini dipacu oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara besar yang mengalami perlambatan, sebagai contoh ekonomi Amerika Serikat pada 2022 mampu tumbuh 2,1%," ungkapnya.

Namun sesuai prediksi lembaga ekonomi internasional, di tahun ini, hanya tumbuh di kisaran 0,5%-1,4%. Begitu pula dengan beberapa negara di kawasan Eropa, China, maupun Jepang.

Pelemahan yang terjadi di beberapa negara dan kawasan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, namun salah satu faktor yang saat ini cukup menjadi perhatian adalah tekanan inflasi di berbagai negara yang menyebabkan kenaikan suku bunga acuan.

Pemulihan ekonomi yang cukup cepat disertai oleh disrupsi rantai pasok dan krisis energi akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina menyebabkan inflasi mengalami kenaikan inflasi yang cukup tinggi di berbagai negara pada 2022.

"Akan tetapi secara gradual, inflasi kini mengalami penurunan. Inflasi AS yang dulu sempat menyentuh level 9%, kini mulai menurun di level 6,4%. Demikian pula inflasi di kawasan Eropa yang sempat menyentuh double digit kini juga sudah mengalami penurunan," jelas Didik.

Meskipun inflasi telah mengalami penurunan, akan tetapi kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral global masih belum berakhir. Sebagaimana kita ketahui, The Fed masih terus melanjutkan kenaikan suku bunga acuan dengan di level terakhir 4,75%.

Pernyataan Gubernur The Fed masih cukup hawkish dan diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi. Demikian pula dengan bank sentral Eropa dan Inggris yang juga diperkirakan masih melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga acuan.

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement