sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rempang Eco City Punya Multiplayer Efek ke Perekonomian Nasional

Economics editor Suparjo Ramalan
01/12/2023 15:28 WIB
Pengembangan Rempang Eco City mendorong pertumbuhan makro ekonomi nasional.
Rempang Eco City Punya Multiplayer Efek ke Perekonomian Nasional. (Foto: MNC Media)
Rempang Eco City Punya Multiplayer Efek ke Perekonomian Nasional. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pengembangan Rempang Eco City akan mendorong pertumbuhan makro ekonomi secara nasional. Asumsi itu didasarkan pada multiplier effect atau dampak positif dari proyek strategi nasional (PSN) tersebut.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid menilai, Rempang Eco City memberi multiplier effect bagi Kepulauan Riau (Kepri), lokasi proyek kawasan industri terintegrasi itu dibangun.

Menurutnya, penempatan proyek di Pulau Rempang sangat tepat, lantaran akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Selain itu, adanya pemerataan ekonomi bagi Pulang Rempang dan Galang, yang secara ekonomi masih tertinggal dibandingkan Pulau Batam.

“Rempang hingga Galang dan pulau-pulau sekitarnya akan lebih cepat berkembang,” ujar Rafki melalui keterangan pers, Jumat (1/12/2023).

Melalui Rempang Eco City, pemerintah memperkuat hilirisasi sumber daya alam (SDA). Sebab, daerah itu akan menjadi kawasan industri terintegrasi.

Di sana, akan dibangun pabrik pemrosesan pasir silika, industri kaca panel surya, industri kaca float, industri pemrosesan kristal, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Saat ini, investasi besar akan dikucurkan Xinyi dan PT MEG. Bahkan, langkah kedua perusahaan dinilai menjadi stimulus bagi investor lain yang juga turut berpartisipasi.

“Maka dari itu seharusnya semua pihak mendukung investasi ini untuk segera terealisasi. Karena manfaat ekonomi dan multiplier effect yang begitu besar,” katanya.

Dia mencatat pertumbuhan ekonomi Batam sangat ditopang investasi asing. Orientasi industri di Batam 90 persen untuk ekspor dan 10 persen yang diserap dalam negeri.

“Kondisi Batam kondusif untuk bisnis. Perijinan juga relatif lancar. Parameternya adalah sedikit sekali pengaduan soal perijinan dari anggota. Soal gejolak buruh juga minim. Jika ada unjuk rasa juga diakibatkan persoalan nasional. Misalnya soal penolakan Undang-undang Cipta Kerja,” paparnya.

Di lain sisi, kalangan pekerja di Kepri juga menyambut gembira rencana PSN Rempang ini. Jika terealisasi, proyek ini akan menyerap 300.000 tenaga kerja. Jumlah yang terserap tersebut terbilang sangat besar.

“Jumlah ini hampir separuh dari jumlah penduduk bekerja di Batam. Penyerapan ini jauh melebihi angka pengangguran di Batam yang sekitar 81.000 orang pada tahun 2022 itu,” ujarnya.
Pihaknya optimis dengan masuknya investasi baru di Kawasan Rempang akan mampu menekan angka pengangguran di Batam dan juga Kepri. Rafki berharap pemerintah daerah lebih aktif melakukan sosialisasi termasuk ke kalangan pengusaha.

“Kami berharap dapat terlibat dalam PSN Rempang. Usaha anggota kami cukup beragam. Jadi jika diperlukan pasti akan siap mendukung proyek tersebut,” ungkapnya.

Dengan nilai investasi yang ditaksir mencapai Rp 381 triliun, Rempang Eco-City diyakini dapat memberikan eskalasi bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan warga Rempang-Galang.

Terpisah, Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait menambahkan, proyek ini membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk masyarakat Rempang. Dengan adanya bonus demografi hingga 2040, maka pemerintah wajib menyediakan lapangan kerja seluasnya bagi generasi usia kerja yang berjumlah 70 persen dari populasi.

Investasi ini, memberikan kesempatan anak penduduk tempatan, memperoleh haknya untuk mendapatkan Pendidikan yang terpadu dan sukses di daerah sendiri.

“Bila investasi ini hilang, maka belum tentu ada kesempatan yang sama bagi anak muda Rempang untuk mendapat pendidikan vokasi Industri, kemudahan beasiswa hingga menjadi tenaga kerja yang skillfull meraih kesempatan berkarir di daerah mereka sendiri. Mereka tak perlu pergi keluar wilayah untuk mencari pekerjaan,”pungkas Tuty.

(SLF)

Advertisement
Advertisement