Dia menyebutkan bahwa momentum pemulihan ekonomi Indonesia saat ini tetap kuat, bahkan diprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III bisa menembus angka 6%. Momentum ini diyakininya akan menjadi penopang hingga setidaknya akhir tahun.
"Hingga akhir tahun pertumbuhan kita masih cukup resilien, terutama kalau untuk kuartal III kita sudah selesai kemarin, Namun, meski kondisi kita cukup kuat, ktia tetap harus mengantisipasi dampak global kedepannya," tegas Sri.
Pada 2023, Indonesia masih akan berhadapan dengan lingkungan ekonomi yang terus melemah. Maka dari itu, resiliensi ini perlu dijaga sebagai sebagai shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Makanya tadi yang disampaikan dari dunia usaha pertumbuhan kredit sudah meningkat itu semuanya bisa menciptakan pekerjaan, income, dan daya beli," kata dia. (NIA)