Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini di berbagai negara seperti Jepang dan China, biaya investasi (capex) dan operasionalnya (opex) untuk teknologi incinerator PSEL juga sudah tidak terlalu mahal lagi. Hanya diperlukan komitmen dan kemauan pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini.
"Saya mendorong agar pemerintah daerah lainnya juga dapat mengikuti langkah Pemprov Jawa Barat dalam percepatan penanganan sampah dalam kapasitas yang besar untuk menyelesaikan kondisi darurat persampahan yang saat ini telah terjadi di hampir semua kota-kota besar di Indonesia," kata Luhut.
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengungkapkan Legok Nangka ini diinisiasi sejak 2002. Setelah 22 tahun kemudian baru ada perjanjian kerja sama.
"Saya yakin dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, Legok Nangka ini akan menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah di Jawa Barat," ujar Bey.
Sementara itu, Senior Advisor to Minister of Environment Japan Ono Hiroshi merespon positif adanya perjanjian kerja sama ini. "Saya ingin mengucapkan selamat atas penandatanganan project ini. Pemerintah Jepang sangat support mengenai project ini dan ini merupakan project yang penting juga buat kami. Jepang juga selalu mendukung penanganan sampah lainnya di Jabar," kata dia.
(FRI)