Meskipun Bahlil tidak memerinci negara mana saja yang ia maksud, tapi ia meyebut bahwa negara yang berkeberatan dengan hilirisasi merupakan anggota dari G20 serta negara G7.
"Negara G20, khususnya G7 tidak setuju negara-negara berkembang lakukan hilirisasi. Kami negosiasi empat bulan bicarakan ini, terakhir di pertemuan tingkat menteri di Bali," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Bahlil menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi nikel akan tetap dijalankan meskipun mendapatkan intervensi dari WTO.
"Sekalipun kita ditekan dari sana-sini untuk hilirisasi, tetap kita pertahankan. Siapapun yang melakukan intervensi kita harus jalan terus, termasuk dengan WTO," tegasnya. (NIA)