Menurutnya, impor beras yang dilakukan pemerintah tidak ada urgensinya. Sebab biasanya importasi itu dilakukan ketika harga cenderung meningkat.
"Situasinya ini enggak ada urgensinya untuk melakukan importasi, aneh pemerintah melakukan impor sebagai iron stock. Padahal statement badan ketahanan pangan mengatakan bahwa beras lagi surplus," ungkapnya.
Dia menambahkan, jika pemerintahan beralasan untuk impor untuk cadangan, seharusnya pemerintah menyerap beras dari para petani. Sehingga, bisa meningkatkan perekonomian di desa.
"Dengan adanya impor akan membuat harga semakin turun lagi. Hal ini memukul para petani lebih dalam lagi," tandasnya. (TYO)