"Risiko kita mengalami defisit pangan akan jauh lebih besar," ungkap Puan.
Dalam kondisi tersebut, Puan menyebut suplai pangan yang sebagian bertumpu pada impor bakal membawa kerentanan yang serius. Risiko atas pasokan yang berakibat pada kelangkaan stok dan kenaikan harga, serta risiko gejolak kurs mewajibkan Indonesia membayar lebih mahal.
"Supply stock pangan dan energi dunia akibat konflik geopolitik global harus menjadi pelajaran serius kita dalam meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan energy nasional," papar Puan.
Perlahan, dia menyebutkan bahwa Indonesia harus mulai mengurangi kecanduan ekspor komoditas.
"Diperlukan penguatan kebijakan investasi yang diarahkan pada menguatnya industri nasional dalam mengelola nilai tambah komoditas ekspor," tegas Puan. (TSA)