Selain itu, harga energi yang kian tidak stabil karena masalah geopolitik sehingga pemerintah tak hanya akan fokus pada detail-detail kebijakan mikro tetapi juga menjaga kerangka kebijakan makro yang prudent.
Dia mengakui, memang penguatan dolar karena kebijakan The Fed tidak dapat dihindari.
"Tetapi kita bisa meningkatkan ketahanan kita yang sebenarnya tidak serentan saat kita mengalami taper tantrum. Kebijakan pengelolaan anggaran kita jauh lebih prudent, dan defisit fiskal ditargetkan 2,8% di tahun depan," tegas Sri.
Menurut Sri, ini adalah konsolidasi fiskal tercepat dan terkuat, serta kredibel hanya dalam waktu tiga bulan.
"Saya meyakini langkah ini akan memberikan fondasi yang kuat untuk makroekonomi, termasuk rupiah," pungkasnya. (NIA)