IDXChannel - Pemerintah Prancis mengaku tengah mengkaji skenario terburuk yang sekiranya perlu dilakukan dalam menghadapi krisis energi yang terjadi jelang datangnya musim dingin. Salah satu opsi pemadaman listrik demi menghemat cadangan energi yang dimiliki.
Kondisi dilematis ini sebagian diantaranya dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan pasokan energi dunia terganggu secara signfikan. Terlebih, perusahaan gas raksaksa milik Rusia, Gazprom, juga telah mengumumkan kebijakannya untuk memangkas pengiriman gas ke perusahaan Prancis, Engie.
Kabar ini tentu sangat memukul masyarakat Prancis yang tengah bersiap menghadapi musim dingin. Guna meredakan keresahan masyarakat, Menteri Transisi Energi Prancis, Agnes Pannier-Runacher, pun merespon sikap Gazprom dengan mengklaim bahwa cadangan energi yag dimiliki Prancis sudah sesuai target, yaitu 90 persen penuh.
Selain dari luar negeri, dari sisi domestik Prancis juga dihadapkan pada rencana penutupan 56 sektor nuklir yang dimiliki. Penutupan perlu dilakukan untuk melakukan pemeliharaan agar tidak terjadi risiko korosi.
“Itu berarti kami menghasilkan lebih sedikit listrik, dan mungkin ada saat-saat jika sangat dingin, di mana kami dapat mengalami masalah dalam memasok listrik,” ujar Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Borne, sebagaimana dilansir Euro News, Rabu (07/09/22).