Jadi penangguhan ini akan bisa memberikan dampak serius pada terciptanya kenaikan laju tekanan inflasi di masyarakat.
"Sejauh ini, memang belum begitu dirasakan (kenaikan jagung dan gandum), dan saya sendiri juga belum melihat adanya potensi kenaikan produk turunan dari komoditas tersebut di tanah air setidaknya dalam 1 bulan mendatang. Bahkan untuk harga jagung sendiri di tingkat pembeli akhir (industri pakan ternak) berada dikisaran harga Rp4.500 per kg saat ini. Dan dampak kenaikan harga jagung dunia tidak akan linier meskipun tetap perlu diwaspadai," pungkasnya.
"Jadi harga daging ayam maupun telur ayam masih akan bergerak stabil dengan potensi mengalami penurunan. Dari pantauan PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis), di Kota Medan sendiri harga daging ayamnya cukup stabil dengan kecenderungan turun dikisaran Rp27.600 per kg nya. Meskipun di wilayah Jawa beberapa provinsi seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur mencatatkan sedikit kenaikan harga pada daging ayam. Namun untuk harga telur ayam, kompak mengalami sedikit penurunan," tambah Gunawan.
Menurut Gunawan, kebijakan yang diambil Rusia ini belum akan memicu terjadinya krisis pangan di tanah air. Karena sumber bahan makanan utama kita itu beras, dan cukup resilent terhadap fluktuasi harga beras dunia.
"Namun kita harus bersiap dengan potensi ancaman kenaikan harga pangan saat ini, bukan hanya inflasi tetapi potensi gangguan operasional perusahaan seiring dengan kenaikan biaya input produksi," tutupnya. (RRD)