Tapi prinsipnya, puncak kasus dunia dan Indonesia sebetulnya di waktu yang kurang lebih sama. Dan penyebabnya pun sama yakni aktivitas keagamaan. “Penyebabnya sama aktivitas keagamaan, itu poin pentingnya. Cuman bedanya cuma delay, sama besaran Indonesia berarti mengkontribusi pada puncak dunia juga kan kelihatan disitu.”
Namun, Prof Wiku mengatakan giliran di bulan April ada gelombang kedua di negara lain, contohnya India, Indonesia tidak ada. “Kenapa? Karena aktivitas penyebabnya memang beda. Di sana ada aktivitas agama yang berbeda yang kita nggak ada.”
“Populasi kita untuk yang agama Hindu sangat sedikit yang tidak menimbulkan gelombang besar seperti di India yang terus mengakibatkan kontribusi yang besar dan menyebabkan di negara lainnya, tapi tidak di Indonesia,” paparnya. (NDA)