Sobotka menambahkan gangguan pelayaran di Laut Merah tidak berdampak pada perusahaan. “Kalau Selat Malaka, akan sangat berbeda,” katanya mengacu pada salah satu pintu gerbang utama Samudera Hindia.
Tahun ini mungkin akan terjadi peningkatan merger dan akuisisi (M&A) di industri pertambangan, kata Sobotka, namun ia tidak mengatakan apakah ERG akan mengambil bagian dalam kesepakatan apa pun.
“Industri kita masih sangat terfragmentasi dan ini bukan titik awal yang baik untuk mengerahkan modal besar guna meningkatkan pasokan bahan-bahan penting untuk transisi energi,” katanya.
“Di sebagian besar perusahaan, satu atau dua negara dan bahkan terkadang satu tambang memiliki nilai lebih dari 50% perusahaannya. Jadi, sesuatu terjadi di satu negara atau satu tambang, dan Anda menghapus separuh nilai perusahaan Anda. Itu adalah tanda yang jelas bahwa kita harus menjadi lebih besar dan lebih terdiversifikasi,” sambungnya.
(FRI)