Sejak Kemarin, Bandara Kabul Afghanistan Mulai Buka Penerbangan Internasional

IDXChannel - Penerbangan internasional pesawat komersial mulai terlihat di Kabul, Afghanistan, Kamis (9/9/2021). Pembukaan bandara tersebut setelah terhenti sejak 30 Agustus lalu.
Taliban selaku penguasa Afghanistan yang baru berupaya memulihkan aktivitas pascakekacauan politik dan keamanan di negara itu.
Meskipun penerbangan internasional telah masuk dan keluar untuk kepentingan membawa pejabat, teknisi, dan bantuan kemanusiaan dalam beberapa hari terakhir, ini merupakan penerbangan sipil pertama sejak evakuasi 124.000 warga asing yang mencekam pada pertengahan Agustus lalu.
Qatar berperan besar dalam memulihkan kembali aktivitas penerbangan di Bandara Internasiponal Hamid Karzai. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani saat berkunjung ke Islamalad, Pakistan, menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin Taliban karena membantu dibukanya kembali bandara.
Sementara itu Duta Besar Qatar untuk Afghanistan Mutlaq bin Majed Al Qahtani menegaskan, penerbangan pada Kamis merupakan reguler bukan evakuasi. Penerbangan masih berlanjut pada Jumat.
“Mudah-mudahan kehidupan di Afghanistan bisa kembali normal,” kata Al Qahtani, kepada Al Jazeera.
Sekitar 113 orang menjadi rombongan pertama penerbangan komersial internasional dari bandara Kabul yakni menuju Doha, Qatar, menggunakan pesawat Qatar Airways. Para penumpang itu di antaranya warga Amerika Serikat, Kanada, Ukraina, Jerman dan Inggris.
Sumber di pemerintahan Amerika Serikat mengatakan, 30 warganya serta penduduk diundang untuk mengikuti penerbangan perdana itu namun tetapi tidak semua menerima.
Negara Donor Bakal Setop Bantuan, WHO: Ratusan Pusat Medis di Afghanistan Terancam TutupÂ
Para penumpang itu dibawa ke bandara Kabul dalam konvoi besar yang terjamin keamanannya. Selanjutnya di Doha mereka akan tinggal di kompleks yang menampung pengungsi Afghanistan dan lainnya.
Dibukanya kembali penerbangan komersial internasional ini berlangsung di tengah kekhawatiran PBB mengenai kondisi di Afghanistan. Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons mengatakan kepada Dewan Keamanan, Afghanistan dalam bahaya kehancuran total ekonomi dan tatanan sosial tanpa pemasukan dana asing.
PBB memperingatkan, pembekuan aset Afghanistan di luar negeri sekitar 10 miliar dolar AS dengan tujuan agar tidak jatuh ke tangan Taliban bisa menyebabkan kemerosotan ekonomi yang parah. Dampaknya jutaan warga Afghanistan jatuh ke lembah kemiskinan dan kelaparan.
“Perekonomian harus dibiarkan bernapas selama beberapa bulan lagi, memberi Taliban kesempatan untuk menunjukkan fleksibilitas dan keinginan tulus untuk melakukan hal-hal berbeda kali ini, terutama dari perspektif hak asasi manusia, gender, dan kontraterorisme,” kata Lyons, seperti dikutip dari Reuters.
(SANDY)