Terminologi pertama merujuk pada situasi di mana masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah cenderung memilih tinggal di area yang relatif terhubung dengan pusat perkotaan karena ketiadaan atau minimnya kesempatan kerja yang memberikan kompensasi upah yang lebih baik di daerah suburban, meskipun di daerah suburban tersebut terdapat peluang lebih besar untuk memiliki rumah dengan harga yang lebih terjangkau.
Adapun fenomena urban sprawl merupakan pola perkembangan kota yang ditandai oleh ekspansi yang luas dan tidak terkendali dari kawasan perkotaan metropolitan ke daerah pinggiran yang pada akhirnya memunculkan kota-kota baru (peri-urban).
Sayangnya, banyak perumahan subsidi yang dibangun di wilayah peri-urban tidak selalu memenuhi standar kualitas yang diharapkan atau berada di lokasi yang jauh dari kota besar, sehingga kurang diminati masyarakat karena jauhnya lokasi rumah dengan pusat aktivitas ekonomi.
(NIA)