sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Selain Tekan Emisi, Biomassa PLN Tingkatkan Produktivitas Lahan

Economics editor Atikah Umiyani/MPI
18/09/2023 23:30 WIB
PT PLN (Persero) melakukan pengembangan biomassa sebagai bahan baku alternatif energi bersih untuk mengurangi emisi karbon.
Selain Tekan Emisi, Biomassa PLN Tingkatkan Produktivitas Lahan. Foto: MNC Media.
Selain Tekan Emisi, Biomassa PLN Tingkatkan Produktivitas Lahan. Foto: MNC Media.

Upaya yang selaras dengan prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG) ini menjadi salah satu penguatan rantai pasok biomassa di Indonesia untuk teknologi co-firing. Lewat upaya ini, masyarakat desa juga mampu menghemat biaya pakan ternak dan memanfaatkan lahan tandus jadi sumber ekonomi baru.

Vice President Pengadaan, Pengendalian dan Logistik Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI), Erfan Julianto menambahkan pada 2025, PLN EPI akan membutuhkan pasokan biomassa hingga 10,2 juta ton/tahun. 

Pengembangan ekosistem green economy dan juga sumber biomassa lainnya akan terus dilakukan oleh PLN EPI untuk memperkuat rantai pasok biomassa.

Pada tahun ini, rasio teknologi co-firing di PLTU sebesar 1-3% dengan jumlah volume biomassa sebesar 573 ribu ton. Pada 2025 ratio teknologi co-firing akan ditingkatkan hingga 10%, maka dibutuhkan pasokan biomassa hingga 10,2 juta ton/tahun. 

Produk kehutanan yang dimanfaatkan PLN EPI seperti sawduswood chip maupun wood pellet menjadi salah satu produk unggulan kehutanan. 

"Lewat teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi PLN tetapi juga bagi masyarakat luas karena pengembangan hutan energi dan pemanfaatan lahan tandus ini sesuai dengan prinsip circular economy atau ekonomi kerakyatan," tegas Erfan.

Pilot Project pengembangan ekosistem green economy di Gunung Kidul tersebut juga akan direplikasi oleh PLN EPI di beberapa wilayah Indonesia lainnya. 

Tanpa harus menggangu lahan produktif masyarakat, PLN justru akan memanfaatkan lahan tidur dan lahan tandus menjadi lahan produktif yang tak hanya bermanfaat bagi rantai pasok energi tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat.

"Dengan adanya potensi lahan kritis dan potensi rehabilitasi lahan sebesar 12 juta hektar yang bisa dimanfaatkan. Ke depan, lewat dukungan pemerintah kami akan memanfaatkan lahan ini sehingga bisa memberikan multiplier effect yang lebih baik bagi lingkungan dan juga masyarakat," tukas Erfan. (NIA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement