Lili bersyukur bila kehadiran mal bunga ini bisa memberikan solusi terbaik antara petani dan calon pembeli. Di mana petani juga bisa mendapatkan relasi dan pembeli baru.
Sedangkan bagi calon pembeli mereka bisa mendapatkan harga yang terbaik dan relatif bersaing, karena berasal dari petaninya sendiri, tanpa melalui pihak kedua.
"Dari petani pastinya senang karena mereka juga bisa berinteraksi dengan pembeli, mereka jadi bisa memperluas, kalau kemarin hanya beberapa distributor dan tergabung hanya distributor saja," tutur dia.
"Namun sekarang adanya banyak pembeli mereka tidak bergantung dengan distributor kalau distributor satu sudah berhenti karena pandemi otomatis petani juga hilang. Kalau ada buyer (pembeli) disini masih ada harapan jadi dua lini pemasukan dari buyer iya, dari distributor tetap," imbuhnya.
Kini dengan peningkatan jumlah pengunjung, pihak pengelola pun juga terus berinovasi untuk menjaga agar tak terjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan mulai diterapkannya pembayaran transaksi non-tunai dengan menggunakan Quick Respone Code Indonesian Standard (Qris), untuk mengurangi kontak fisik langsung antara calon pembeli dengan petani.