“Setiap pembeli tinggal menyecan barcode atau qris dengan transaksi online apapun itu. Setiap tenant atau pemilik kios diberi rekening sendiri pembeli bisa melakukan pembayaran non-tunai. Jadi bisa langsung dimanfaatkan pembayaran non-tunai langsung masuk ke rekening tenant masing-masing. Kami juga masih melayani tunai, tapi dianjurkan non-tunai untuk menghindari kontak fisik agar tak terpapar Covid-19,” jelasnya.
Pihak pengelola pun juga telah berinovasi dengan memasarkan sejumlah produk tanaman dan bunga melalui cara online, di media sosial. Setiap tenat atau stan yang ada diberikan fasilitas untuk penjualan online supaya calon pembeli tanpa bersusah datang ke mal bunga.
“Kita akan bikinkan seperti market place-nya mal bunga, jadi harapannya walaupun pengunjung dari luar kota, luar pulau tidak bisa membeli tanaman secara langsung, bisa membeli online, mereka bisa membeli opsi tanaman yang sama banyaknya, seperti para pembeli yang langsung datang ke sini,” terangnya.
Sementara itu seorang petani tanaman hias bernama Sutini mengakui ada kenaikan omzet pasca mulai dibukanya mal bunga. Selain itu, ia juga bisa menawarkan langsung kepada calon pembeli, tak hanya itu interaksi biasanya terjadi setelah konsumen membeli di stan miliknya.
“Selama ini ada peningkatan cukup bagus, ya kisaran 70 persen, memang belum bisa seperti saat pandemi Covid-19, karena ada beberapa pelanggan tidak lagi aktif membeli saat masa pandemi Covid-19 ini,” tuturnya.