IDXChannel - Perusahaan perbankan dan investasi asal Swiss, UBS Group, rupanya memiliki concern khusus terhadap isu rasisme, seiring pengalaman buruk yang pernah dialaminya di kantor perwakilan perusahaan, di China.
Saat itu, tepatnya tiga tahun lalu, Kepala Ekonom Internasional UBS, Paul Donovan, tengah berkunjung ke China, dan dimintai pendapat terkait penyakit flu babi yang sedang merebak di Afrika dan dampaknya terhadap perekonomian di China.
"Harga konsumen di China naik, terutama oleh babi yang sakit (tertular flu babi dari Afrika). Apakah ini penting? Ya, kalau Anda adalah (penyuka/pemakan) babi China. Tapi, (penyakit itu) tidak terlalu penting bagi seluruh dunia," ujar Donovan, saat itu, kepada media.
Lewat komentar tersebut, Donovan ingin menegaskan bahwa kasus flu babi merupakan isu yang relatif tidak terlalu penting di level dunia. Namun karena di China banyak masyarakat yang mengonsumsi daging babi, maka Donovan ingin mengingatkan bahwa kasus flu babi bisa saja menjadi penting, dan berpotensi mendongkrak harga konsumen di negara tersebut.
Sayang, komentar itu rupanya dimaknai lain oleh publik China. Masyarakat Negeri Tirai Bambu murka lantaran menganggap Donovan telah menyebut mereka dengan kata panggilan 'babi', sebagai bentuk hinaan berbau rasis. Karenanya, publik yang murka menuntut pihak UBS meminta maaf sekaligus memecat Donovan.