sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Seperti Erdogan, Menteri Ekonomi Taiwan Tahan Suku Bunga di Tengah Inflasi

Economics editor Febrina Ratna
14/06/2022 17:51 WIB
Menteri Ekonomi Taiwan, Wang Mei-hua, mengatakan mengendalikan inflasi tidak hanya dengan menaikan suku bunga.
Seperti Erdogan, Menteri Ekonomi Taiwan Tahan Suku Bunga di Tengah Inflasi. (Foto: MNC Media)
Seperti Erdogan, Menteri Ekonomi Taiwan Tahan Suku Bunga di Tengah Inflasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Gejolak ekonomi global yang dipicu perang Rusia-Ukraina dan inflasi ditanggapi beragam oleh berbagai negara. Ada yang buru-buru menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi seperti Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara di Eropa.

Ada pula yang menahan suku bunga seperti Turki dan Taiwan. Menteri Ekonomi Taiwan, Wang Mei-hua, mengatakan mengendalikan inflasi tidak hanya dengan menaikan suku bunga, melainkan semua departemen di pemerintahan bisa berdiskusi secara reguler untuk mencari kebijakan lain.

“Ini bukan hanya menyelesaikan dengan menaikan suku bunga, kami sering berdiskusi antar kementerian untuk mencari solusi lain,” ujarnya.

Padahal harga barang di Taiwan terus meningkat mendekati level tertinggi dalam 10 tahun. Indeks harga konsumen Taiwan menunjukkan kenaikan 3,39 persen pada Mei 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.

Inflasi mencapai level tertinggi sejak Agustus 2012 dan lebih tinggi 2 persen dari target bank sentral dalam 10 bulan berturut-turut. Meski begitu, inflasi di Taiwan lebih lambat dari AS dan Eropa.

Pemerintah Taiwan telah menetapkan kebijakan untuk menahan dampak inflasi dengan memotong tarif impor sejumlah bahan baku dan menahan harga BBM domestik.

“Dibandingkan mengendalikan inflasi internasional, negara-negara di Asia telah mengambil lebih banyak tindakan dari pada Eropa dan AS. Pemerintah Taiwan telah mengambil lebih banyak lagi (kebijakan),” kata Wang dilansir dari Reuters pada Selasa (14/6).

Sejauh ini, bank sentra Taiwan menahan suku bunga secara kuartalan dalam pertemuan yang digelar pada Kamis (9/6) lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Turki yang dipimpin oleh Presiden Erdogan menahan suku bunga meskipun inflasi di negara tersebut telah mencapai 74,5 persen. Langkah Erdogan yang menolak kenaikan suku bunga mengulang kejadian pada akhir tahun 2021.

Kala itu, inflasi Turki juga melambung hingga 44 persen secara tahunan. Menanggapi kondisi tersebut, Erdogan justru memangkas suku bunga.

“Jangan pernah berharap lebih dari Saya (selain memangkas suku bunga). Saya Muslim. Negara (Turki) ini mayoritas juga Muslim. Dalam ajaran kami, bunga adalah riba, dan hukumnya haram, itu jelas. Kami akan terus melakukan apa yang diperintahkan agam kami. Itu adalah perintahNya,” ujar Erdogan, dalam sebuah pidatonya yang disiarkan secara nasional sebagaimana dilansir AFP akhir tahun lalu.

Meski begitu, kebijakan Erdogan yang tak  menaikan suku bunga berdampak pada nilai tukar mata uang Lira. Mata uang tersebut terus melemah di pasaran bahkan menyentuh 14 lira per dolar AS pada akhir pekan lalu.  (FRI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement