Giyanto menambahkan, sebenarnya angka vaksinasi untuk tahap pertama dan kedua di wilayahnya cukup bagus. Di mana capaian vaksinasi tahap pertama dan kedua sudah menyentuh angka 80 persen.
Namun untuk vaksinasi booster ini pihaknya kesulitan mengajak warga untuk mengikutinya. Berbagai upaya telah mereka lakukan mulai dengan memberikan himbauan melalui tokoh masyarakat setempat. "Terkadang pamong harus melakukan penjemputan untuk vaksinasi namun ternyata capaiannya masih rendah,"kata dia.
Ia menduga jika warga di Kalurahan yang dipimpinnya sudah menganggap tidak perlu lagi vaksinasi karena tidak dibutuhkan. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Terbah hanya petani sehingga acuh tak acuh. Di mana jika tidak ada undangan door to door warga tidak mengindahkannya.
"Ya karena petani, tidak pernah pergi-pergi. Ya jadi enggan diminta vaksin lagi,"kata dia.