sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Serap Rp770 Miliar, Kementerian PUPR Selesaikan Infrastruktur yang Terdampak Erupsi Semeru

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
01/03/2023 10:46 WIB
Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang terdampak dari erupsi Gunung Semeru.
Serap Rp770 Miliar, Kementerian PUPR Selesaikan Infrastruktur yang Terdampak Erupsi Semeru. Foto: MNC Media.
Serap Rp770 Miliar, Kementerian PUPR Selesaikan Infrastruktur yang Terdampak Erupsi Semeru. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang terdampak dari erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur pada 2021. 

Penanganan infrastruktur terdampak tersebut menyerap anggaran Rp770 miliar untuk Pembangunan Rumah Khusus yang dilengkapi dengan infrastruktur dasar permukiman seperti drainase, air minum, sanitasi, jembatan, serta pembangunan jembatan Besuk Koboan.

"Pemerintah membangun rumah masyarakat terdampak bencana bukan hanya memperbaiki kerusakannya saja, tetapi juga mengharapkan adanya permukiman baru yang tangguh terhadap bencana sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (2/3/2023).

Melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa IV, Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian PUPR membangun Rumah Khusus Tipe 36 sebanyak 1.951 unit dengan alokasi anggaran senilai Rp350,55 miliar. 

Pekerjaan dilakukan oleh PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya sejak Januari 2022 dan telah dihuni oleh masyarakat pada Idul Fitri 2022. 

Masyarakat penerima manfaat tersebut berasal dari tujuh desa di Kabupaten Lumajang yakni Desa Sumbersari, Desa Kebondeli Utara, Desa Kebondeli Selatan, Desa Curah Koboan, Desa Gumukmas, Desa Kamarkajang, dan Desa Kajar Kuning.

Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto mengatakan, rumah khusus hunian tetap (huntap) tersebut dibangun berukuran 6x6 meter pada tanah seluas 10x14 meter untuk setiap Kepala Keluarga (KK) dan menyatu dengan hunian sementara (huntara).

"Desain dan spesifikasi teknis huntap ini menggunakan konsep build back better dengan teknologi rumah tahan gempa yang dibangun dengan metode RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Seluruhnya menggunakan produk dalam negeri," sambung Iwan.

Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Direktorat Jenderal Cipta Karya juga melengkapi hunian dengan pengerjaan drainase, air minum, sanitasi, dan jembatan dengan total luas 81,55 hektare.

Untuk instalasi air minum, dibangun reservoir berkapasitas 300 m3, pipa jaringan distribusi sepanjang 5.280 meter, 2 unit broncapture, serta perlintasan dan aksesoris untuk menyambung Saluran Rumah sebanyak 1.951 SR. 

Total kapasitas penyediaan air minum sebesar 25 liter/detik untuk 2.000 kepala keluarga yang bersumber dari Kali Tunggeng dengan debit 10 liter/detik, Kali Pitik 5 liter/detik (gravitasi), dan Hutan Bambu dengan debit 10 litet/detik dengan biaya sebesar Rp17 miliar.

Sementara untuk prasarana sanitasi dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk 80-500 kepala keluarga dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) untuk 2.000 kepala keluarga. 

Anggaran pembangunannya sebesar Rp57,5 miliar. Huntap juga dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum fasos) untuk mengakomodasi kegiatan sehari-hari masyarakat seperti masjid, sekolah, sarana olahraga, lapangan, Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan pasar. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement