"Kita ajak teman-teman Mamberamo, orang-orang muda itu yang sering ibu (Risma) katakan pahlawan ekonomi, dilatih oleh para pengusaha yang biasa mengolah. Dan tidak hanya penyamakan kulit buaya tetapi juga berfikir akses transportasi antarakota, antarkelurahan, antardesa bahkan antarkampung,"ujarnya.
Risma, kata Harry sebelumnya telah melakukan mapping geospasial. Untuk mempermudah pemberian bantuan apa yang diperlukan masyarakat disana.
"Orang Papua harus belajar bikin perahu sampai kepada dermaga tertentu masuk ke kampung ini harus pake apa roda tiga misalnya. Ini juga bagaimana mereka bisa merakit seperti itu,"ucapnya.
Untuk menyediakan alat-alat transportasi, lanjutnya dengan mendayagunakan SDM yang ada. Sama seperti yang dilakukan oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial termasuk mendayagunakan para penyandang disabilitas.
"Berbagai aspek itu yang sudah dikaji bahkan sudah ada skenario, planning sampai ke action berapa bulan ke depan itu membutuhkan intensifikasi manajemen terstruktur berencana dan berkelanjutan. Disitulah ibu (Risma) terpanggil untuk lebih banyak menyediakan waktu untuk ke Papua,"ucap Harry.