Penjaminan simpanan LPS mencakup 510,87 juta rekening atau sebesar 99,9% total rekening dijamin penuh.
Sementara sebanyak 333,01 ribu rekening atau sebesar 0,1% total rekening dijamin sebagian sampai dengan Rp2 miliar.
Di akhir 2022 lalu, tercatat tambahan dana di rekening dengan saldo di atas Rp 5 miliar meningkat pesat sebesar 13,87%.
Kondisi ini menarik di tengah volatilitas perbankan global yang tengah di alami oleh negara-negara besar, utamanya Amerika Serikat (AS).
Jika dibandingkan, warga AS tengah gencar melakukan penarikan uang di bank yang menyebabkan beberapa bank regional negeri Paman Sam terancam kolaps.
Sementara kondisi perbankan di RI, menurut data Bank Indonesia (BI) himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan mengalami pertumbuhan 8,5% yoy menjadi Rp 7.724,8 triliun per Januari 2023.
Dalam survei konsumen terbaru, BI juga mencatat proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat meningkat pada April 2023, yaitu menjadi sebesar 16,4%.
Namun, ada indikasi bahwa orang kaya dan pengusaha yang kemungkinan menimbun uang mereka di bank dibanding masyarakat awam.
“Jadi jumlah di di atas Rp 5 miliar memang lebih cepat dan jauh di atas rata-rata dengan yang lain," imbuh Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam survei konsumen BI per April 2023 juga ditemukan rata-rata proporsi pengeluaran konsumsi konsumen tingkat bawah di bawah Rp 5 juta cenderung lebih besar dengan proporsi mencapai 74,1%. Dibandingkan dengan konsumen tingkat atas di atas Rp 5 juta yaitu 70,2%.
Ini menjadi ironi di tengah upaya pemerintah mendongkrak kinerja ekonomi Indonesia dengan mendorong konsumsi yang lebih masif.
Padahal pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2023 RI ditopang oleh konsumsi rumah tangga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 52,88%. (ADF)