IDXChannel - SKK Migas membeberkan sejumlah kendala operasional yang dihadapi bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di hulu migas Indonesia.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, target lifting minyak ditargetkan 660 ribu barel oil per day (BOPD) dalam APBN 2023. Namun, dalam perjalanannya, ada technical gap terjadi dengan masuknya beberapa proyek tertunda, sehingga dalam Work Program dan Budget (WP&B), pihaknya hanya berkomitmen 621 ribu BOPD.
"Ternyata kita menghadapi problem entry rate yang berkurang 5.400 barel per hari (bph). Adanya proyek yang delay menyebabkan berkurangnya 6.100 barel, kemudian ada beberapa peralatan yang stop down time baik planned atau unplanned berkurang 7,4 (ribu)," jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (13/2/2024).
Kendala selanjutnya yaitu adanya pelaksanaan work problem contribution yang di bawah target, misalnya ada pengeboran yang jumlahnya tidak tercapai dan menyebabkan lifting minyak berkurang 4.700 bph. Selanjutnya, safety stand down selama satu bulan yang juga mengakibatkan berkurangnya lifting 3.000 bph.
"Kemudian ada beberapa tempat yang low demand karena kemampuan produksinya tidak bisa dioptimalkan dan di saat yang sama meskipun itu gas tapi ada kondensat yang menyertainya. Tapi ada upaya yang dilakukan dengan berbagai optimalisasi sehingga mengangkat dan menambah 12.800 bph," tutur Dwi.
Lebih lanjut Dwi juga menerangkan, beberapa kendala lainnya seperti pengadaan lahan, perizinan, dan finansial, ketersediaan rig, unplanned shutdown, minimnya integrasi infrastruktur gas, pungutan PNBP untuk kegiatan eksplorasi hingga tumpang tindih dengan wilayah hutan konservasi.
"Cuaca dan banjir ini di akhir tahun lalu dan awal tahun ini menimpa beberapa daerah. Kemudian integrasi infrastruktur gas, ini beberapa pipa cisem yang menyebabkan kita tidak bisa mengoptimalkan, dan saya kira pungutan PNBP untuk kegiatan eksplorasi saya kira juga sudah beberapa kali kita sampaikan," papar Dwi.
Dwi menambahkan, kendala juga terjadi pada proyek hulu gas yang akhirnya menyebabkan realisasi hanya 5.378 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau di bawah target yang ditetapkan dalam APBN yakni sebesar 6.160 MMSCFD dan WP&B sebesar 5.569 MMSCFD.
"Karena beberapa proyek yang waktu itu jelas-jelas akan tertunda namun ada pengurangan-pengurangan karena entry rate, down time, low demand dari gas ini, tapi masih ada tambahan produksi 364 MMSCFD sehinga menjadi 5.376 MMSCFD," pungkasnya.
(YNA)