Transisi energi telah menjadi salah satu isu global yang mempengaruhi industri migas dunia. Dalam Protokol Kyoto, Kesepakatan Paris, atau kesepakatan global lainnya banyak negara, termasuk Indonesia, telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon. Beberapa perusahaan migas ternama sudah memasukkan pengurangan emisi karbon ke dalam strategi portofolio mereka.
Indonesia, tidak hanya sedang mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta barel dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030 nanti, tetapi juga meningkatkan dampak berganda bagi perekonomian serta mendorong kesinambungan lingkungan.
Dwi optimistis gugusan kepulauan Indonesia masih menyimpan cadangan potensial karena dari 128 basin, produksi migas RI baru bersumber dari 20 basin. Artinya, masih ada 68 persen yang belum dieksplorasi.
Pada forum OGA 2022 tersebut, Dwi menyampaikan Indonesia ingin berbagi semangat kerja sama di kawasan Asia Tenggara. Tahun ini Indonesia menjadi pemimpin G20 dan berharap bisa meraih berbagai kemungkinan kolaborasi dalam mempromosikan transisi energi.
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan pemerintah Indonesia melalui SKK Migas dan Kementerian ESDM memfasilitasi keikutsertaan 20 pelaku industri dalam negeri di ajang OGA 2022 Malaysia.