"Kontribusi KKKS Sumbagsel terhadap produksi Nasional yang cukup significant, yaitu sebesar 69 ribu BOPD atau 7% (untuk minyak dan kondensat) dan sebesar 1.827 MMSCFD atau 28% (untuk gas),” tutur Dwi.
Dwi menegaskan bahwa SKK Migas sebagai wakil Pemerintah bertugas untuk membantu apa yang bisa dilakukan agar bisa membantu KKKS dalam melaksanakan kegiatan yang massif dan agresif dalam rangka menjaga dan meningkatkan produksi migas nasional. Dwi menambahkan Pemerintah telah menetapkan target incline setelah dalam jangka panjang mengalami decline.
Dia mengkhawatirkan khususnya pada produk minyak yang banyak impor yang jika jika terus terjadi dan meningkat akan semakin membebani negara.
"Sering kali ada temuan migas, tetapi waktu untuk membuat proyek bisa onstream butuh waktu yang lama. Sesuai arahan Presiden harus melakukan business not ussual, hal ini nampak dari kehadiran negara yang telah banyak memberikan insentif-insentif agar keekonomian lapangan dapat dipastikan," ujarnya.
Dia menambahkan, salah satu kegiatan yang perlu didorong adalah kegiatan eksplorasi yang lebih agresif dengan insentif yang lebih menarik, dan bagaimana Plan Of Development (POD) yang sudah disetujui bisa dipercepat serta memastikan semua program dalam Work Program and Budget (WP&B) setiap tahunnya dapat terlaksana tepat waktu.