IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat tambahan cadangan sebesar 599,08 million barrels of oil equivalent (MMBOE) hingga November 2023. Tambahan tersebut berasal dari persetujuan 33 pengajuan Plan of Development (POD) dan sejenisnya.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara menyampaikan, dari 33 POD tersebut terdapat komitmen investasi capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex) dan sejenisnya mencapai sekitar USD10,385 miliar atau setara dengan Rp156 triliun.
Jika memasukkan pula dana abandon site & restoration (ASR) yang sebesar USD384 juta, maka keseluruhan mencapai USD10,769 miliar. “Secara keseluruhan pengajuan POD dan sejenisnya di 2023 mencapai 40 usulan dengan potensi keseluruhan penambahan cadangan migas mencapai sekitar 788,29 MMBOE”, kata Benny dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/12/2023).
Dengan tambahan cadangan tersebut, SKK Migas mencatat rasio penggantian cadangan migas atau reserves replacement ratio (RRR) mencapai 104,5%. Dengan begitu, target RRR di tahun 2023 sudah terpenuhi hingga bulan November 2023.
Benny menyampaikan, jika progonsa pencapaian RRR hingga Desember 2023 diproyeksikan akan mencapai sekitar 137,5% setelah persetujuan OPL Ubi Sikladi, OPL Riau Waterflood, POD I Revisi Kaliberau Dalam, OPLL Jambi Merang, OPL Karangan Barat dan POD I Maha. “Penambahan signifikan akan berasal dari POD I Maha dengan operator ENI West Ganal berupa gas sebesar 495 BSCF (gross gas) hingga tahun 2037”, katanya.
Sejak 2018, SKK Migas berhasil melampaui target RRR 100% setiap tahunnya. Dia menjelaskan proyeksi RRR pada 2023 sekitar 137,5%. Terhitung sejak 2018, tercatat selama enam tahun berturut-turut, SKK Migas bisa melampaui target RRR di atas 100%.
Salah satu kunci meningkatkan cadangan migas yang bisa diproduksi adalah mendorong setiap temuan migas untuk dapat dilakukan POD secara cepat. Benny menunjukkan data dari 2018 hingga 2023 yang jika dirata-rata dalam enam tahun terakhir bisa mendapatkan RRR 162%.
“Data tersebut menunjukkan SKK Migas berhasil meningkatkan RRR sekitar 62% lebih tinggi dari target”, terang Benny.
Berdasarkan data SKK Migas, pencapaian RRR dalam rentang 2013 sampai 2017 sekitar 64%. Secara rinci, RRR 2013 sebesar 74%, 2014 sebesar 67%, 2015 sebesar 60%, 2016 sebesar 64% dan 2017 sebesar 55%.
Sejak transformasi SKK Migas dilakukan pada 2019, maka hingga saat ini capaian RRR diatas 100%. Hal ini menunjukkan transformasi hulu migas yang telah dituangkan dalam Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0 telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan daya saing industri hulu migas nasional.
Untuk mendukung ketersediaan sumber energi minyak dan gas yang terus meningkat, Benny mengatakan SKK Migas terus mendorong program eksplorasi secara masif yang diikuti dengan program percepatan POD untuk setiap penemuan cadangan baru.
Benny menyebut, selama ada penemuan cadangan migas yang baru, serta SKK Migas mampu mendorong transformasi dari cadangan menjadi siap produksi melalui POD, maka pada titik tersebut migas di Indonesia tidak akan habis dan terus ada.
SKK Migas pun terus meningkatkan investasi dibidang eksplorasi mengingat dari 128 cekungan yang sudah berproduksi hanya 20 cekungan, artinya potensinya masih menjanjikan.
Terbukti Giant Discovery Geng North telah menempatkan Indonesia kembali masuk dalam radar investasi hulu migas global. “Momentum tersebut kami manfaatkan betul dengan program eksplorasi yang semakin masif di tahun mendatang. Hal ini sudah terlihat dari program kerja terkait pemboran eksplorasi yang telah ditetapkan dalam work, program & budget (WPnB) 2024”, ujarnya.
(FRI)