“Jadi pada dasarnya, program pembiayaan publik kami lebih terarah dan kemudian juga terfokuskan kepada sektor sektor yang memang diperlukan dari pemda-pemda tersebut,” tutur Reynaldi.
Dalam proses transformasi itu, Reynaldi mengatakan, dari internal perseroan tersebut memiliki analogi tersendiri terkait peran SMI sebagai penyedia pembiayaan publik ke depannya selayaknya ‘mini world bank’.
Lembaga keuangan sekelas World Bank memberikan bantuan pembiayaan ke negara-negara yang membutuhkan, sementara yang dilakukan SMI adalah skala kecilnya kepada pemda.
Dari 514 pemda di Indonesia, sekitar 100 di antaranya telah berhasil tersentuh pembiayaan oleh SMI.
“Nah, sekarang kami lagi dalam proses bertransformasi. Porsi pembiayaan pemda ini kecil, kan? Baru Rp37 triliun dibandingkan dengan sektor badan usaha yang sekitar Rp80 triliun sekian. Kami ingin mengejar pembiayaan di sektor pemda ini, sehingga peran kami di situ bisa terlaksana dan mudah-mudahan itu tidak ada gangguan,” ujar Reynaldi.
(Fiki Ariyanti)