Lebih lanjut, Bahlil mengatakan warga yang mendengar informasi tersebut langsung memblokade jalan sebagai usaha melakukan perlawanan. Mereka memalang jalan dengan pohon yang ditumbangkan.
Menurut Bahlil, jalan tersebut merupakan jalan penghubung antar wilayah bukan hanya jalan menuju kampung adat Rempang. Setelah beberapa hari ditutup oleh warga, aparat berusaha membuka palang yang kemudian menimbulkan gesekan dengan masyarakat.
"Ini mis-nya sebenarnya di situ. Awal mulanya di situ. Ditambah lagi dengan informasi-informasi yang keluar, yang belum tentu benar. Lahirlah itu gas air mata, itulah kira-kira" jelasnya.
(FRI)