Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air perlu memperkuat diri karena potensi pasar yang luar biasa besar. Faik memandang, ketiga maskapai harus mampu mengakomodasi pertumbuhan trafik domestik dan internasional yang naik signifikan.
Pemerintah memerlukan 729 armada pesawat untuk bisa melayani 280 juta penduduk Indonesia. Saat ini jumlah pesawat yang sedang beroperasi baru 550 pesawat saja. Artinya, Indonesia masih kekurangan 200 armada.
"Jadi saya kira pasca pandemi ini airline juga perlu mengubah strategi bagaimana mereka memperkuat posisinya agar bisa bersaing secara lebih baik lagi dan melayani secara lebih baik lagi trafik domestik dan internasional," ucap dia.
"Ini suatu karya terbaik pemerintah bagaimana airline garuda, citilink, pelita, dan lain sebagainya itu benar-benar bisa berkembang lebih baik lagi," lanjut Faik.
(SAN)