sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Soros Usul Inggris Terbitkan Obligasi Abadi Buat Perbaiki Ekonomi, RI Minat?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
01/11/2022 15:01 WIB
Obligasi abadi akhir-akhir ini dianjurkan di beberapa negara Eropa untuk melawan resesi yang disebabkan oleh pandemi.
Soros Usul Inggris Terbitkan Obligasi Abadi Buat Perbaiki Ekonomi, RI Minat? (Foto: MNC Media)
Soros Usul Inggris Terbitkan Obligasi Abadi Buat Perbaiki Ekonomi, RI Minat? (Foto: MNC Media)

Setelah kinerja keuangan Inggris di bawah PM Liz Truss yang buruk, ia dipaksa mundur oleh para pesaing politiknya. Setelah terpilih PM baru, tugas pertama penggantinya, Rishi Sunak, adalah meyakinkan pasar bahwa dia adalah seorang profesional.

Dia harus meredam kekhawatiran pasar tentang defisit belanja yang sebelumnya muncul akibat kebijakan mini budget mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng.

Sebagai gambaran, kebijakan mini budget dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi via pemotongan pajak. 

Kebijakan mini budget ini disebut Soros dapat memicu krisis keuangan besar-besaran di negara yang sedang menghadapi banyak tantangan itu, termasuk krisis perumahan yang terjangkau hingga krisis pensiun yang membayangi.

Jika BoE terlindung dari politik, kerugian akibat fluktuasi pasar gilt bisa dicegah. Namun jika terjadi krisis politik, BoE tidak dapat mengabaikan kondisi ini ketika menetapkan kebijakan moneter. Kondisi ini akan mempersulit dana pensiun untuk mengelola portofolio mereka.

Departemen Keuangan dapat meringankan situasi dengan mengganti, via swap, obligasi jangka panjang BoE dengan obligasi jangka pendek.

Tapi hal ini juga akan memperpendek jatuh tempo utang Departemen Keuangan.

Dengan demikian, Departemen Keuangan dapat mengimbangi kondisi ini melalui penerbitan obligasi abadi. Obligasi ini akan bermanfaat untuk menciptakan satu tolok ukur likuid untuk pasar gilt.

“Dengan menerbitkan Obligasi Perpetual Treasury, Sunak akan menunjukkan bahwa dia serius dan menikmati dukungan dari pasar keuangan,” imbuh Soros.

Akan tetapi, menurut Soros, ada bahaya nyata bahwa pemerintah Sunak mungkin mengambil pendekatan yang lebih konservatif.

“Saya mengusulkan inisiasi obligasi abadi pada Januari 2020, ketika suku bunga jauh lebih rendah. Namun tidak ada tanggapan. Saya merasa pengangkatan kembali Suella Braverman sebagai Menteri Dalam Negeri cukup mengganggu. Kebijakan Braverman membatasi imigran akan meningkatkan biaya upah dan inflasi bahan bakar. Jika ini adalah jalan yang dipilih Sunak, optimisme yang ada di pasar keuangan tidak akan bertahan,” jelas Soros dalam tulisannya di FT.

Sebelumnya, mengutip VoA, Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengatakan pada Senin (31/10), bahwa partai politik yang menaunginya serius tentang menghentikan invasi yang mengacu pada kedatangan sejumlah migran baru-baru ini di pantai selatan Inggris.

Sebelum Inggris, Spanyol mengajukan proposal obligasi abadi menjelang KTT virtual Dewan Eropa pada 23 April 2021 untuk membahas tanggapan Uni Eropa terhadap penurunan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Dengan pendapat yang sama, George Soros juga sempat menyarankan agar Uni Eropa menerbitkan obligasi abadi untuk membiayai Dana Pemulihan Eropa yang diusulkan sebesar €1 triliun.

Berdasarkan preseden di atas, obligasi abadi akhir-akhir ini dianjurkan untuk melawan resesi yang disebabkan oleh pandemi karena beberapa keuntungan utama yang ditawarkan.

Joachim von Braun dan Eugenio Diaz Bonilla dalam Financial Times pada 2021 lalu mengusulkan opsi penerbitan obligasi khusus ‘zero Hunger bond’ oleh negara-negara berkembang untuk mengakhiri bencana kelaparan yang telah diperburuk oleh pandemi. Bentuknya bisa melalui obligasi abadi.

Adapun di Indonesia, sederet emiten BEI seperti PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) menerbitkan obligasi berbunga abadi tersebut dimulai pada tahun 2018.

Perpetual bond pertama kali diterbitkan oleh emiten konstruksi pelat merah PT Pembiayaan Perumahan senilai Rp1 triliun untuk membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Meulaboh dan proyek sistem pengelolaan air minum.

Namun sebagai instrumen keuangan, obligasi ini tidak terlalu populer di kalangan investor. Jika bisa diadopsi, mungkin pemerintah bisa menggunakan skema ini untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru yang saat ini masih kesulitan investor. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement