sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Ingatkan Mahasiswa: Tenaga Mesin akan Dominasi Dunia Kerja di 2025

Economics editor Michelle Natalia
25/08/2022 15:54 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengingatkan generasi muda untuk meningkatkan kemampuan di bidang teknologi digital karena tenaga mesin akan mendominasi dunia kerja di 2025.
Sri Mulyani Ingatkan Mahasiswa: Tenaga Mesin akan Dominasi Dunia Kerja di 2025. (Foto: MNC Media)
Sri Mulyani Ingatkan Mahasiswa: Tenaga Mesin akan Dominasi Dunia Kerja di 2025. (Foto: MNC Media)

Selain itu, Sri juga memaparkan upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Seperti halnya pada sektor pendidikan, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 6 tahun dan sekarang menuju wajib belajar 12 tahun. Selain itu, pemerintah juga membentuk dana abadi pendidikan yang dikelola oleh LPDP, dana abadi perguruan tinggi, dana abadi kebudayaan, penelitian, hingga dana abadi pesantren.

“Sekarang LPDP sudah mencapai Rp120 triliun. Hari ini kita sudah mengirim dan memberikan beasiswa kepada hampir 30.000 mahasiswa untuk mengambil pelajaran di sekolah terbaik di dunia, dan sebanyak 1.668 proyek penelitian didanai,” ujarnya.

Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

“Manusia harus sehat untuk dia bisa terus meningkatkan kemampuan dan mencapai seluruh potensial yang dimiliki. Ini belum sempurna, namun Indonesia punya dan terus membangun kerangka kebijakan untuk reformasi di bidang kesehatan,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Sri juga berpesan kepada para mahasiswa agar mampu menghadapi perkembangan transformasi teknologi digital ke depan, namun juga tetap memiliki jati diri dan karakter sebagai bangsa Indonesia.

“Sasaran untuk strategi transformasi digital adalah masyarakatnya harus menjadi mampu dan familiar dengan teknologi digital, sehingga mereka bisa melihat sebagai suatu kesempatan bukan sebagai ancaman. Saya berharap UNJ akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki peri kemanusiaan yang adil dan beradab, empati dan memahami kebhinekaan bukan sebagai ancaman, tapi sebagai sebuah Anugerah,” pungkasnya.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement