Dia menyebut, belanja non K/L termasuk di dalamnya adalah yang diterima masyarakat, subsidi dan kompensasi listrik. "Sehingga harga BBM dan listrik terjaga, subsidi BBM, LPG 3 kg di sini Rp5,4 triliun, dan subsidi perumahan serta Kartu Prakerja," terangnya.
Secara keseluruhan, hingga semester I 2023, belanja non K/L mencapai Rp474,4 triliun, didominasi oleh belanja pensiun Rp87,5 triliun. Sri mengatakan, ada kenaikan 5,2% dari tahun lalu baik untuk Taspen dan Asabri. Kemudian, yang terbesar dari belanja non K/L adalah subsidi dan kompensasi, Rp95,8 triliun ditambah Rp66,1 triliun.
"Ini hanya untuk BBM dan subsidi listrik," ucapnya.
Sri menyebut, jumlah BBM naik 1,8% dari sisi konsumsi, LPG 3 kg naik 5,4%, dan listrik bersubsidi juga naik 2%. Subsidi bantuan uang muka perumahan juga mengalami kenaikan sangat tinggi, yaitu 32,9% atau mencapai 84.500 unit rumah.
"Kita masih membayar kompensasi untuk bahan bakar yang tidak sebetulnya tidak disubsidi tetapi diberikan kompensasi dan juga kekurangan kompensasi tahun lalu untuk listrik sebesar Rp16,8 triliun," jelas Sri.
(FRI)