Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang berkisar di rentang 2-4%. Dia menyebutkan bahwa kenaikan harga komoditas dan tekanannya masih diperkirakan berlanjut di semester II.
"Meski demikian, peran APBN sebagai shock absorber diharapkan bisa mendukung dan menjaga daya beli masyarakat dan juga terkendalinya laju inflasi," ungkap Sri.
Nilai tukar Rupiah pada semester I sedikit melemah di tengah ketidakpastian dan volatilitas pasar keuangan pasca kenaikan The Fed Funds Rate, dan berpengaruh terhadap peningkatan suku bunga SUN 10 tahun.
"Nilai tukar Rupiah juga sedikit mengalami tekanan dengan penguatan indeks dolar AS (USD) sehingga dalam semester II 2022 akan berada di antara Rp14.180-Rp14.925 per dolar AS dan untuk keseluruhan tahun di Rp14.300-Rp14.700 per dolar AS," ucap Sri.
Suku bunga SUN diperkirakan mengalami tekanan ke atas pada semester II 2022 di kisaran 6,83-8,56%, dan untuk keseluruhan tahun diperkirakan berada di antara 6,85-8,42%.