Dampaknya, kata Sri Mulyani, seperti yang terjadi saat ini di mana konflik geopolitik semakin meluas, seperti perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai, invasi Israel ke Iran, hingga perang dagang yang semakin panas.
Sri Mulyani juga menilai arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump yang cenderung ke arah proteksionis.
"Inilah yang sedang kita hadapi, yang tadinya negara dalam konteks global bekerja sama, di mana satu negara bisa sejahtera dan makmur dengan mengajak negara lain untuk ikut sejahtera, sekarang kalau satu negara sejahtera, berarti negara lain akan berkorban atau terkorbankan," ujar Sri Mulyani.
(NIA DEVIYANA)